Monday 11 November 2013

Sekilas Cerita (bag. 1)

Purwokerto Kota SATRIA, ya itulah kota kelahiranku sekitar 31 tahun yang lalu. Dari Taman Kanak-Kanak hingga SD aku habiskan di kota ini. Kota yang tenang karena berada sekitar 18 km dari Baturaden. Tempat wisata yang sudah terkenal karena keindahan alamnya.

Karena berada di kaki gunung Slamet maka udara sejuk dan bersih selalu tersaji di pagi hari. Dan bila cuaca cerah, terkadang gunung Slamet bisa menampakkan wujudnya secara utuh dengan hijaunya hutan yang ada.
Kemudian karena harus ikut tugas ayah, maka selepas lulus SD aku pindah ke Surabaya untuk melanjutkan SMP. Belum pernah terbayang seperti apa kota Surabaya sebelumnya. Yang tahu, Surabaya itu kota Pahlawan. Untuk yang lain belum tahu sama sekali.

Ternyata Surabaya lebih panas dari Purwokerto karena letaknya yang tidak jauh dari laut. Suasana kota yang panas dan banyak nyamuk kontras sekali dengan keadaan Purwokerto sebelumnya. Sempet merasa tidak enak dengan keadaan Surabaya, aku pernah minta ke ayah untuk pulang saja ke Purwokerto. Tapi, karena tidak dikabulkan maka mau tidak mau aku lanjut sekolah SMP disini.
Kondisi kota yang panas dan orang-orangnya yang berwatak keras, semakin membuat aku merasa tidak nyaman di awalnya. Meski demikian, lama kelamaan aku harus mengikuti keadaan yang ada. Dan aku mulai nyaman disana.

Dari SMP kemudian lanjut ke SMU. Lokasi SMP yang saat itu dekat dengan rumah berbanding terbalik dengan lokasi SMU yang harus ditempuh sekitar setengah jam perjalanan dengan bersepeda motor, Sayangnya, saat itu karena belum memiliki SIM C aku tidak boleh membawa motor sendiri. Alhasil tiap pagi diawal-awal SMU aku selalu diantar oleh ayah ke sekolah sebelum beliau berangkat kerja. Bermotor Suzuki tornado berwarna hijau tiap pagi aku diantarnya ke sekolah selama beberapa bulan awal.

Setelah itu aku mulai dibiasakan dengan naik angkutan umum yang di Surabaya disebut "bemo". Pertama kali aku berpikiran kalau bemo itu seperti bemo yang aku pernah lihat di Jakarta. Ternyata bemo di Surabaya itu angkutan umum beroda empat yang seperti angkutan umum lainnya.
Berangkat dan pulang sekolah aku lalui dengan menaiki bemo. Pernah juga karena merasa bosan, aku mencoba ke sekolah dengan menaiki sepeda. Lumayan juga jauhnya, kalau bermotor aja bisa ditempuh setengah jam apalagi dengan sepedaan. Kebayang lama dan capeknya, sampe sekolah udah bener-bener sakit ini kaki, hehehehe...

Tiga tahun bersekolah di SMUN 16 Surabaya, di tahun terakhir menjelang kelulusan. Ayah mengajukan pensiun diri dari pekerjaannya. Karena sudah merasa tidak mampu dengan kondisi fisik yang ada. Jadilah, selesai lulus SMU kami sekeluarga harus berpindah dari Surabaya. Tujuannya adalah kembali lagi ke kota kelahiran Purwokerto. Dan dimulai lagilah kehidupan di kota SATRIA ini seperti dulu lagi.. (bersambung)

No comments:

Post a Comment