Tuesday 12 November 2013

Mikail is My Inspiration

Jumat pagi tanggal 17 September 2010 adalah jadwal rutin istriku untuk mengecek keadaan dan kondisi kehamilannya yang sudah memasuki bulan kesembilan. Karena sudah bikin janji dengan Dokter Wulan (dokter kandungan di RS Global Awal Bekasi) di hari sebelumnya, maka istriku dapat urutan ketiga pemeriksaan. Tepat pukul 09.00 pagi kita berdua masuk ke ruangan Dokter Wulan. Peralatan untuk USG disiapkan oleh suster dan istri langsung diposisikan ke tempat tidur pemeriksaan. 

Disaat diperiksa itulah kemudian keluar air ketuban istriku, dokter Wulan yang kaget langsung memanggil suster untuk segera disiapkan ruang persalinan karena diperhitungkan kelahiran akan terjadi tidak lama lagi. Seketika itu juga kemudian istri dipindah ke ruang persalinan dengan menggunakan kursi roda. Sesampai di kamar itu semua peralatan untuk persalinan sudah disiapkan. Karena semakin banyak air ketuban yang mengalir keluar, maka dokter melakukan induksi untuk mempercepat proses persalinan. Disinilah dokter mulai berkejaran dengan waktu agar tidak terjadi hal yang buruk pada istriku.

Hari itu hari jumat maka aku kemudian meminta ijin istri untuk sholat jumat sekaligus juga memanggil mertua yang kebetulan tidak jauh rumahnya dari rumah sakit. Selama proses sholat jumat aku berdoa semoga semua berjalan lancar dan selamat semua. Jenis kelamin juga aku tidak minta yang macam-macam, meski hasil USG terakhir dokter bilang anaknya berkelamin laki-laki. Kalaupun nanti lahirnya perempuan juga buat aku tidak masalah, yang penting istri dan anakku sehat serta selamat.

Baru beberapa saat selesai sholat jumat, handphoneku berbunyi, ternyata mertua minta aku segera datang ke rumah sakit karena istri merasa kesakitan akibat dari proses induksi. Sesampai di rumah sakit aku menemani istri bersama ibu mertua di kamar persalinan. Istriku merasa kesakitan akibat induksi dan meminta dihentikan saja induksinya. Tapi dokter berpendapat induksi harus terus dilakukan agar kelahiran segera terjadi. Sebab sudah terlalu banyak air ketuban yang mengalir keluar, dan jika dibiarkan maka air ketuban akan mengering. Akibat buruknya adalah bayi yang ada dikandungan akan mengalami keracunan dan infeksi.

Hingga sesudah maghrib posisi "bukaan" istri masih berada di bukaan Lima. Yang berarti tidak ada proses pembukaan lebih lanjut, padahal sudah hampir duabelas jam istri di induksi. Selepas jam delapan malam dokter menemui saya dan menganjurkan agar istri di operasi cesar saja agar bayinya juga selamat dari infeksi. Setelah berpikir dan berunding selama sepuluh menit akhirnya aku menandatangani form pelaksanaan operasi cesar.

Kemudian, istriku dibawalah ke ruang operasi untuk proses cesar. Aku yang semula berniat untuk menemani istri selama proses operasi berlangsung pun mengundurkan diri karena merasa tidak kuat kalau melihat darah terlalu banyak. Dan aku beserta ibu mertua dan adikku berada di luar selama proses berlangsung.
Posisi jam menunjukkan pukul sepuluh malam, dan istriku dimasukkan ke ruang operasi. Selang setengah jam kemudian operasi berakhir dan lahirlah anak lelakiku yang langsung kuberi nama Mikail Khalifatul Adli. Nama yang tiba-tiba muncul saat sholat jumat tadi siang. Alhamdulillah semuanya sehat tidak kurang apapun.

Mikail Khalifatul Adli
Alhamdulillah memang benar bahwa setiap anak itu sudah disiapkan rezekinya oleh Allah SWT. Semua berjalan lancar dan sampai sekarang selalu ada rezeki yang tiba-tiba datang saat dibutuhkan. Saat ini anakku sudah berumur tiga tahun, dia tumbuh jadi anak yang pinter, cerewet karena selalu pengen tahu apapun. Tidak pernah aku merasakan beban berat selama ini kecuali bisa sembuh dengan hanya mendengar Mikail menangis ataupun ngomel macam-macam ga jelas hehehe...
Mikail-ku sekarang
Saat ini istriku sedang mengandung anak kedua. Insya Allah bisa menjadi adik buat temen main Mikail nantinya mau laki ataupun perempuan sama saja. Banyak tingkahnya Mikail yang tiba-tiba jadi inspirasiku, banyak kelakuannya yang bisa membuat kangen ini menjadi sangat besar. Tetaplah jadi inspirasi ayah, Ayah sayang Mikail. Karena Mikail is My Inspiration. (end)




No comments:

Post a Comment